aku ingin, suatu hari nanti
kau sambut aku di depan
pintu rumah itu
rumah mungil
yang diperoleh dengan mencicil
walaupun mungkin
baru akan lunas selang 15 tahun lagi
aku ingin
suatu hari nanti
engkau dan anak-anak
kita menyambutku sumringah di depan pintu rumah sederhana itu
walau kecil
masih sanggup
melindungi kita dan anak-anak dari hujan serta kepanasan di luar sana
aku ingin
suatu hari nanti
sepulang berkarya
engkau hadirkan senyum itu
senyum penyejuk jiwa yang lelah
senyum pengusir resah dan gundah
senyum pengobar semangatku berjuang lalui
hari-hari
tak mengapa jika harus menjadi keinginanku yang terakhir sebelum
meninggalkan dunia fana
ketika keluarga kita telah memekar
bak bunga yang
merah merona di usia matangnya
engkau dan anak-anak kita melepas kepergianku
dengan senyum tulus mengembang
dengan ikhlas tanpa raungan
walau berurai air
mata
karena kesanalah sejatinya tempat kita akan bermuara.
Posting Komentar